Bagi si kecil Luke Chandler, hari-hari memetik kapas di ladang kakeknya merupakan hari-hari panas yang membosankan dan menguras tenaga. Mendengarkan siaran pertandingan bisbol di radio merupakan satu-satunya hiburan, setelah seharian bekerja di ladang. Tapi, sebagai keluarga petani penyewa tanah, mereka mesti membanting tulang, dengan hasil tidak seberapa. Dalam usianya yang baru tujuh tahun, Luke sudah mengerti bahwa panen baik berarti ada sedikit simpanan uang di bawah kasur; panen buruk berarti mereka mesti hidup dari hasil kebun sayur sendiri kalau ingin makan.
Pada tahun 1952 itu, lagi-lagi banjir menggagalkan panen kapas mereka. Kerja keras berbulan-bulan, tanpa hasil nyata. Dan Luke merasa sangat bersalah telah membuat ayahnya membelanjakan sedikit uang yang dimilikinya untuk membeli cat, agar rumah mereka putih dan indah, seperti rumah-rumah para petani yang lebih kaya. Baru terasa olehnya, betapa miskinnya mereka.
Kemiskinan itulah yang akhirnya mendorong orang tuanya untuk mengadu nasib di kota. Namun, sebelum mereka berangkat, Luke bertekad untuk merampungkan pekerjaannya mengecat rumah kakeknya.
0 Response to "John Grisham – Rumah bercat putih"
Posting Komentar